Bismillahi al Hafid,
Allahu Subhanahu Wa Ta’alaa berfirman dalam Q.S Yunus ayat 101
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di
langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul
yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami
pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Ayat-ayat diatas adalah sepenggalan
ayat-ayat yang merujuk tentang lingkungan. Bumi seisinya ini diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia, sebagai timbal baliknya kita diwajibkan untuk
menjaga dan merawatnya, bukan merusaknya dengan eksploitasi besar-besaran tanpa
memikirkan dampak kedepannya. Kita patut bersyukur, karena apa yang kita
nikmati sekarang adalah buah karya dari generasi sebelum kita yang telah
menjaga dan merawat alam kita, namun apa yang akan terjadi pada beberapa dekade
yang akan datang jika kesadaran menjaga lingkungan tidak kita jaga dari
sekarang, detik ini. Bisa saja anak cucu kita kelak tidak akan menikmati udara
sejuk, air yang jernih dan keindahan alam yang sekarang kita nikmati.
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dalam
sebuah benda, daya, keadaan,dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. Lebih luas mengenai Daya Dukung Lingkungan
Hidup adalah proses berkesinambungan antara lingkungan dan manusia untuk saling
berinteraksi dimana lingkungan mempunyai peran sebagai pendukung atau sumber
kehidupan manusia dan organisme.
Lingkungan
hidup merupakan sumberdaya alam yang baik secara global, regional maupun
nasional, dalam sejarah peradaban manusia telah meberikan dua makna. Makna yang
dirasakan adalah meningkatnya kualitas hidup manusia, disisi lain menyebabkan
bencana sekaligus penurunan kualitas kehidupan manusia. Mengapa demikian?.
Banyak faktor yang perlu disoroti. Pada dasarnya, lingkungan secara alami
mempunyai kemampuan untuk memulihkan keadaanya. Pemulihan keadaan ini merupakan suatu prinsip bahwa sesungguhnya lingkungan
itu senantiasa arif menjaga keseimbangannya. Kembali menganalisa faktor penyebab menurunya daya dukung lingkungan
menurut hemat saya, yang mempengaruhi penurunan daya dukung lingkungan adalah kecerobohan dan
tidak arifnya manusia dibumi dalam merencanakan dan mengendalikan pemanfaatan
lingkungan hidup dan SDA nya bagi kepentingan yang mengatas namakan
“pengembangan wilayah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.”
Berkurangnya
daerah terbuka hijau, diversifikasi lahan, meningkatnya hujan asam,
meningkatnya kadar CO2, penggunaa CFC, penipisan ozon, erosi,
banjir, pemanasan global, kemiskinan, epidemi berbagai penyakit, seperti
HIV/AIDS, dan lain sebagainya. Ternyata lingkaran setan yang saling berkaitan,
yang ujung-ujungnya menyebabkan bencana kronis yang menyengsarakan manusia.
Akibat dari kerusakan lingkungan hidup/ menurunnya daya dukung lingkungan hidup
yang amat drastis, sebagai contoh pemanasan global yang antara lain menyebabkan
perubahan iklim, yang dampak negatifnya tidak mengenal apakah negara
maju/berkembang bahkan miskin sekalipun. Semua terkena dampaknya, Indonesia
sendiri telah banyak mengalami dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari
kerusakan lingkungan hidup, seperti banjir, kekeringan, badi, pasang surut air
laut, erosi, longsor, ini semuanyalah yang menyebabkan produktifitas menurun di
berbagai bidang dan korban nyawa yang tidak sedikit.
Bencana
akibat kecerobohan dan sekedar mengejar keuntungan ekonomi jangka pendek
sebetulnya telah terjadi sejak lama dan bahkan sejak awal peradaban manusia.
Sebagai contoh: punahnya manusia purba di Mesopotamia diyakini oleh para ahli
karena lingkungan hidup yang rusak, penyakit mina mata dan itai-itai di Jepang
tahun 1950an akibat pencemaran air di Teluk Minamata karena limbah
industri/pertambangan yang mengandung air raksa (Hg) dan cadmium (Cd) hingga
kebocoran tambang gas alam yang menyebabkan luapan lumpur Lapindo yang negara
kita alami. Pada awalnya kesadaran untuk menjaga fungsi lingkungan hidup hanya
terbatas pada negara-negara industri yang di satu sisi menghasilkan keuntungan
ekonomi tetapi disisi lain ternyata industri juga menghasilkan limbah yang
sangat merugikan bagi kesehatan dan keselamatan manusia. Namun bukan hanya
limbah industri saja yang merugikan akan tetapi limbah dari rumah tangga pun
juga demikian. Semakin tinnginya tingkat kepadatan penduduk potensi pencemaran
akibat limbah rumah tangga semakin tinggi.
Komitmen
untuk menjaga lingkungan dan mengatasi kerusakan lingkungan global muncul pada
tahun1972 dengan adanya konferensi Stockholm, yang diprakarsai oleh negara maju
dan disepakati oleh PBB, hari pembukaan konferensi itu ditetapkan oleh sebagai
hari lingkungan lingkungan sedunia yaitu 5 Juni. Dari konferensi ini
menghasilkan resolusi yang pada dasarnya merupakan kesepakatan untuk
menanggulangi maslah lingkungan yang sedang melanda dunia. Selain itu diusulkan
berdirinya sebuah badan PBB khusus ntuk maslah lingkungan hidup dengan nama
United Nations Enviromental Programme (UNEP). Dalam konferensi juga berkembang
konsep ecudevelopment atau pembanguanan berwawasan ekologi. Sejalan dengan hal
tersebut Indonesia mulai menggagas konsep Pembangunan Berwawasan Lingkungan.
Setelah
Konferensi Stockholm dan melihat masalah lingkungan hidup yang memprihatinkan,
PBB membentuk sebuah komisi khusus untuk menelaah masalah lingkungan. Komisi tersebut
bernama World Commission on Enviroment
and Development (WCED). Setidaknya itu beberapa usaha yang dilakukuan
dunia untuk mengatasi masalah lingkungan hidup, atau berusaha memperbaiki daya
dukung lingkungan hidup. Kontribusi substansif yang kemudian saya tawarkan
adalah:
1) Mendayagunakan SDA yang terbarukan secara
rasional, optimal, efisien dan bertanggung jawab dengan menggunakn seluruh
fungsi dan manfaat secara seimbang.
2) Mengelola SDA yang tidak terbarukan,
Pengelolaan
SDA tak terbarukan, seperti bahan tambang, mineral, dan sumber energi diarahkan
untuk tidak dikonsumi secara langsung, melainkan diperlakukan sebagai masukan,
baik bahan baku maupun bahan bakar, untuk proses produksi yang dapat
menghasilkan nilai tambah optimal di dalam negeri.
3) Menjaga keamanan ketersediaan energi,
Menjaga
keamanan ketersediaan energi diarahkan untuk menyediakan energi dalam waktu
yang terukur antara tingkat ketersediaan sumber-sumber energi dan tingkat
kebutuhan masyarakat.
4) Menjaga dan melestarikan sumber daya air
Pengelolaan
diarahakan menjamin keberlanjutan daya dukung dengan menjaga kekestarian fungsi
daerah tangkapan air dan keberadaan air
tanah.
5) Mengembangkan sumberdaya kelautan
Pembangunan
kedepan perlu memperhatikan pendayagunaan dan pengawasan wilayah laut yang
sangat luas. Pemanfaatan sumberdaya tersebut melaui pendekatan multisektor,
integratif dan komprehensif untuk meminimalkan konflik dan tetap menjaga
kelestariannya.
6) Menigkatkan nilai tambah atas pemanfaatan SDA
tropis yang unik dan khas (wilayah Indonesia)
Deversifikasi
produk dan inovasi pengelolaan hasil SDA terus dikembangkan agar mampu
menghasilkan barang jasa yans memiliki nilai tambah tinggi.
7) Memperhatikan dan mengelola keragaman jenis SDA
yand ada disetiap wilayah
Pengelolaan
SDA untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, mengembangkan wilayah
strategis dan cepat tumbuh serta memprkuat daerah dalm mendukung pembangunan
yang berkelanjutan.
8) Mengatasi bencana alam sesuai
dengan geologi wilayah Indonesia
Mengembangkan kemampuan sistem deteksi dini, sosialisasi
dan deseminasi informasi terhadap ancaman kerawanan bencana alam kepada
masyrakat.
9) Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan
Pembangunan
ekonomi diarahkan pada pemanfaatan jasa lingkungan yang ramah lingkungan.
Pemulihan kondisi lingkungan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan.
10) Meningkatkan kapasitas pengelolaan SDA dan LH
Meliputi
peningkatan kelembagaan, penegakan hukum, SDM yang berkualitas, penerapan etika
lingkungan, internalisasi etika lingkungan dalam kegiatan produksi, konsumsi,
pendidikan formal dan kehidupan sehari-hari.
11) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai
lingkungan.
Dari
masalah Lingkungan hidup yang muncul hingga berdampak pada menurunya daya
dukung lingkungan, dapat kita simpulkan bahwa yang menyebabkan permaslahn
hinnga semakin kronis adalah kecerobohan dalam pengelolaannya dan
pembangunan/pengembangan wilayah yang tidak berorientasi pada kepentingan
jangka pendek dan jangka panjang secara seimbang
sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan hasil investasi, harta benda, manusia
dan keanekaragaman hayati yang cenderung meningkat baik secara kualitas.
Sementara alokasi anggaran rehabilitasi kerusakan lingkungan semakin tidak
seimbang dengan kerusakan dan penurunan kualitas/kuantitas SDA yang
dieksploitir, sedangkan kesadaran dan keseriusan para pengambil keputusan
memperhatikan dan mengimplementasikan kebijakan dan komitmen dalam sektor
lingkungan hidup sangatlah tidak memadai. Banyaknya komitmen nasiaonal dan
global dibidang lingkungan hidup yang sasarannya jelas tidak tercapai. Ada GAP yang besar antara rumusan kebijakan
dengan operasionalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar