ALBERT EINSTEIN 1879-1955
Albert
Einstein, tak salah lagi, seorang ilmuwan terhebat abad ke-20. Cendekiawan tak
ada tandingannya sepanjang jaman. Termasuk karena teori "relativitas"-nya.
Sebenarnya teori ini merupakan dua teori yang bertautan satu sama lain: teori
khusus "relativitas" yang dirumuskannya tahun 1905 dan teori umum "relativitas"
yang dirumuskannya tahun 1915, lebih terkenal dengan hukum gaya berat Einstein.
Kedua teori ini teramat rumitnya, karena itu bukan tempatnya di sini menjelaskan
sebagaimana adanya, namun uraian ala kadarnya tentang soal relativitas khusus
ada disinggung sedikit. Pepatah bilang, "semuanya adalah relatif." Teori
Einstein bukanlah sekedar mengunyah-ngunyah ungkapan yang nyaris menjemukan itu.
Yang dimaksudkannya adalah suatu pendapat matematik yang pasti tentang
kaidah-kaidah ilmiah yang sebetulnya relatif. Hakikatnya, penilaian subyektif
terhadap waktu dan ruang tergantung pada si penganut. Sebelum Einstein, umumnya
orang senantiasa percaya bahwa dibalik kesan subyektif terdapat ruang dan waktu
yang absolut yang bisa diukur dengan peralatan secara obyektif. Teori Einstein
menjungkir-balikkan secara revolusioner pemikiran ilmiah dengan cara menolak
adanya sang waktu yang absolut. Contoh berikut ini dapat menggambarkan betapa
radikal teorinya, betapa tegasnya dia merombak pendapat kita tentang ruang dan
waktu.
Bayangkanlah sebuah pesawat ruang
angkasa --sebutlah namanya X--meluncur laju menjauhi bumi dengan kecepatan
100.000 kilometer per detik. Kecepatan diukur oleh pengamat, baik yang berada di
pesawat ruang angkasa X maupun di bumi, dan pengukuran mereka bersamaan.
Sementara itu, sebuah pesawat ruang angkasa lain yang bernama Y meluncur laju
pada arah yang sama dengan pesawat ruang angkasa X tetapi dengan kecepatan yang
berlebih. Apabila pengamat di bumi mengukur kecepatan pesawat ruang angkasa Y,
mereka mengetahui bahwa pesawat itu melaju menjauhi bumi pada kecepatan 180.000
kilometer per detik. Pengamat di atas pesawat ruang angkasa Y akan berkesimpulan
serupa.
Nah, karena kedua pesawat ruang
angkasa itu melaju pada arah yang bersamaan, akan tampak bahwa beda kecepatan
antara kedua pesawat itu 80.000 kilometer per detik dan pesawat yang lebih cepat
tak bisa tidak akan bergerak menjauhi pesawat yang lebih lambat pada kadar
kecepatan ini.
Tetapi, teori Einstein
memperhitungkan, jika pengamatan dilakukan dari kedua pesawat ruang angkasa,
mereka akan bersepakat bahwa jarak antara keduanya bertambah pada tingkat ukuran
100.000 kilometer per detik, bukannya 80.000 kilometer per detik.
Kelihatannya hal ini mustahil.
Kelihatannya seperti olok-olok. Pembaca menduga seakan ada bau-bau tipu. Menduga
jangan-jangan ada perincian yang disembunyikan. Padahal, sama sekali tidak!
Hasil ini tidak ada hubungannya dengan tenaga yang digunakan untuk mendorong
mereka.
Tak ada keliru pengamatan. Walhasil,
tak ada apa pun yang kurang, alat rusak atau kabel melintir. Mulus, polos, tak
mengecoh. Menurut Einstein, hasil kesimpulan yang tersebut di atas tadi
semata-mata sebagai akibat dari sifat dasar alamiah ruang dan waktu yang sudah
bisa diperhitungkan lewat rumus ihwal komposisi kecepatannya.
Tampaknya
merupakan kedahsyatan teoritis, dan memang bertahun-tahun orang menjauhi "teori
relativitas" bagaikan menjauhi hipotesa "menara gading," seolah-olah teori itu
tak punya arti penting samasekali. Tak seorang pun --tentu saja tidak-- membuat
kekeliruan hingga tahun 1945 tatkala bom atom menyapu Hiroshima dan Nagasaki.
Salah satu kesimpulan "teori relativitas" Einstein adalah benda dan energi
berada dalam arti yang berimbangan dan hubungan antara keduanya dirumuskan
sebagai E = mc2. E menunjukkan energi dan m menunjukkan massa benda,
sedangkan c merupakan kecepatan cahaya. Nah, karena c adalah sama dengan 180.000
kilometer per detik (artinya merupakan jumlah angka amat besar) dengan
sendirinya c2 (yang artinya c x c) karuan saja tak tepermanai besar jumlahnya.
Dengan demikian berarti, meskipun pengubahan sebagian kecil dari benda mampu
mengeluarkan jumlah energi luar biasa besarnya.
Orang karuan saja tak bakal bisa
membikin sebuah bom atom atau pusat tenaga nuklir semata-mata berpegang pada
rumus E = mc2. Haruslah dikaji pula dalam-dalam, banyak orang
memainkan peranan penting dalam proses pembangkitan energi atom. Namun,
bagaimanapun juga, sumbangan pikiran Einstein tidaklah meragukan lagi. Tak ada
yang cekcok dalam soal ini. Lebih jauh dari itu, tak lain dari Einstein orangnya
yang menulis surat kepada Presiden Roosevelt di tahun 1939, menunjukkan
terbukanya kemungkinan membikin senjata atom dan sekaligus menekankan arti
penting bagi Amerika Serikat selekas-lekasnya membikin senjata itu sebelum
didahului Jerman. Gagasan itulah kemudian mewujudkan "Proyek Manhattan" yang
akhirnya bisa menciptakan bom atom pertama.
"Teori relativitas khusus"
mengundang beda pendapat yang hangat, tetapi dalam satu segi semua sepakat,
teori itu merupakan pemikiran yang paling meragukan yang pernah dirumuskan
manusia. Tetapi, tiap orang ternyata terkecoh karena "teori relativitas umum"
Einstein merupakan titik tolak pikiran lain bahwa pengaruh gaya berat bukanlah
lantaran kekuatan fisik dalam makna yang biasa, melainkan akibat dari bentuk
lengkung angkasa luar sendiri, suatu pendapat yang amat mencengangkan!
Bagaimana bisa orang mengukur bentuk
lengkung ruang angkasa?
Einstein bukan sekedar mengembangkan
secara teoritis, melainkan dituangkannya ke dalam rumusan matematik yang jernih
dan jelas sehingga orang bisa melakukan ramalan yang nyata dan hipotesanya bisa
diuji. Pengamatan berikutnya --dan ini yang paling cemerlang karena dilakukan
tatkala gerhana matahari total-- telah berulang kali diyakini kebenarannya
karena bersamaan benar dengan apa yang dikatakan Einstein.
Teori umum tentang relativitas
berdiri terpisah dalam beberapa hal dengan semua hukum-hukum ilmiah. Pertama,
Einstein merumuskan teorinya tidak atas dasar percobaan-percobaan, melainkan
atas dasar-dasar kehalusan simetri dan matematik. Pendeknya berpijak diatas
dasar rasional seperti lazimnya kebiasaan para filosof Yunani dan para
cendekiawan abad tengah perbuat. Ini berarti, Einstein berbeda cara dengan
metode ilmuwan modern yang berpandangan empiris. Tetapi, bedanya ada juga:
pemikir Yunani dalam hal pendambaan keindahan dan simetri tak pernah berhasil
mengelola dan menemukan teori yang mekanik yang mampu bertahan menghadapi
percobaan pengujian yang rumit-rumit, sedangkan Einstein dapat bertahan dengan
sukses terhadap tiap-tiap percobaan. Salah satu hasil dari pendekatan Einstein
adalah bahwa teori umum relativitasnya dianggap suatu yang amat indah, bergaya,
teguh dan secara intelektual memuaskan semua teori ilmiah.
Teori relativitas umum juga dalam
beberapa hal berdiri secara terpisah. Kebanyakan hukum-hukum ilmiah lain hanya
kira-kira saja berlaku. Ada yang kena dalam banyak hal, tetapi tidak semua.
Sedangkan mengenai teori umum relativitas, sepanjang pengetahuan, sepenuhnya
diterima tanpa kecuali. Tak ada keadaan yang tak diketahui, baik dalam kaitan
teoritis atau percobaan praktek yang menunjukkan bahwa ramalan-ramalan teori
umum relativitas hanya berlaku secara kira-kira. Bisa saja percobaan-percobaan
di masa depan merusak nama baik hasil sempurna yang pernah dicapai oleh sesuatu
teori, tetapi sepanjang menyangkut teori umum relativitas, jelas tetap merupakan
pendekatan yang paling diandalkan bagi setiap ilmuwan dalam usahanya menuju
kebenaran terakhir.
Meskipun Einstein teramat terkenal
dengan "teori relativitas"-nya, keberhasilan karyanya di bidang ilmiah lain juga
membuatnya tersohor selaku ilmuwan dalam setiap segi. Nyatanya, Einstein peroleh
Hadiah Nobel untuk bidang fisika terutama lantaran buah pikiran tertulisnya
membeberkan efek-efek foto elektrik, sebuah fenomena penting yang sebelumnya
merupakan teka-teki para cerdik pandai. Dalam karya tulisan ilmiah itu Einstein
membuktikan eksistensi photon, atau partikel cahaya.
Anggapan lama lewat percobaan yang
tersendat-sendat mengatakan bahwa cahaya itu terdiri dari gelombang elektro
magnit, dan gelombang serta partikel merupakan konsep yang berlawanan. Sedangkan
hipotesa Einstein menunjukkan suatu perbedaan yang radikal dan amat bertentangan
dengan teori-teori klasik. Bukan saja hukum foto elektriknya terbukti punya arti
penting dalam penggunaan, tetapi hipotesanya tentang photon punya pengaruh besar
dalam perkembangan teori kuantum (hipotesa bahwa dalam radiasi, energi elektron
dikeluarkan tidak kontinyu melainkan dalam jumlah tertentu) yang saat ini
merupakan bagian tak terpisahkan dari teori itu.
Dalam hal menilai arti penting
Einstein, suatu perbandingan dengan Isaac Newton merupakan hal menyolok. Teori
Newton pada dasarnya mudah dipahami, dan kegeniusannya sudah tampak pada awal
mula perkembangan. Sedangkan "teori relativitas" Einstein teramat sulit dipahami
biarpun lewat penjelasan yang cermat dan hati-hati. Lebih-Lebih rumit lagi jika
mengikhtisarkan aslinya! Tatkala beberapa gagasan Newton mengalami benturan
dengan gagasan ilmiah pada jamannya, teorinya tak pernah tampak luntur atau
goyah dengan pendiriannya. Sebaliknya, "teori relativitas" penuh dengan hal yang
saling bertentangan. Ini merupakan bagian dari kegeniusan Einstein bahwa pada
saat permulaan, ketika gagasannya masih merupakan hipotesa yang belum diuji yang
dikemukakannya selaku orang muda belasan tahun yang samasekali tidak dikenal,
dia tak pernah membiarkan kontradiksi yang nyata-nyata ada ini dan mencampakkan
teorinya. Sebaliknya malahan dia dengan sangat cermat dan hati-hati merenungkan
terus hingga ia mampu menunjukkan bahwa kontradiksi ini hanya pada lahirnya saja
sedangkan sebenarnya tiap masalah selalu tersedia untuk memecahkan kontradiksi
itu dengan cara yang halus namun cerdik dan tegas.
Kini, kita anggap teori Einstein itu
pada dasarnya lebih "correct" ketimbang teori Newton. Jika begitu halnya kenapa
Einstein ditempatkan Lebih bawah dalam daftar tingkat urutan buku ini?
Alasannya tersedia. Pertama,
teori-teori Newtonlah yang merupakan peletak dasar dan batu pertama ilmu
pengetahuan modern dan teknologi. Tanpa karya Newton, kita tidak akan
menyaksikan teknologi modern sekarang ini. Bukannya Einstein.
Ada lagi faktor yang menyebabkan
mengapa kedudukan Einstein dalam urutan seperti yang pembaca saksikan. Dalam
banyak hal, perkembangan suatu ide melibatkan sumbangan pikiran banyak orang.
Ini jelas sekali misalnya dalam ihwal sejarah sosialisme, atau dalam
pengembangan teori listrik dan magnit. Meskipun Einstein tidak 100% merumuskan
"teori relativitas" dengan otaknya sendiri, yang sudah pasti sebagian terbesar
memang sahamnya. Adalah adil mengatakan bahwa ditilik dari perbandingan arti
penting ide-ide lain, teori-teori relativitas terutama berasal dari kreasi
seorang, si genius dan si jempolan, Einstein.
Einstein mendiskusikan teori-teorinya.
Einstein lahir tahun 1879, di kota
Ulm, Jerman. Dia memasuki perguruan tinggi di Swiss dan menjadi warganegara
Swiss tahun 1900. Di tahun 1905 dia mendapat gelar Doktor dari Universitas
Zurich tetapi (anehnya) tak bisa meraih posisi akademis pada saat itu. Di tahun
itu pula dia menerbitkan kertas kerja perihal "relatif khusus," perihal efek
foto elektrik, dan tentang teori gerak Brown. Hanya dalam beberapa tahun saja
kertas-kertas kerja ini, terutama yang menyangkut relativitas, telah
mengangkatnya menjadi salah seorang ilmuwan paling cemerlang dan paling orisinal
di dunia. Teori-teorinya sangat kontroversial. Tak ada ilmuwan dunia kecuali
Darwin yang pernah menciptakan situasi kontroversial seperti Einstein. Akibat
itu, di tahun 1913 dia diangkat sebagai mahaguru di Universitas Berlin dan pada
saat berbarengan menjadi Direktur Lembaga Fisika "Kaisar Wilhelm" serta menjadi
anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia. Jabatan-jabatan ini tidak mengikatnya
untuk sebebas-bebasnya mengabdikan sepenuh waktu melakukan
penyelidikan-penyelidikan, kapan saja dia suka.
Pemerintah Jerman tidak menyesal
menyiram Einstein dengan sebarisan panjang kedudukan yang istimewa itu karena
persis dua tahun kemudian Einstein berhasil merumuskan "teori umum relativitas,"
dan tahun 1921 dia memperoleh Hadiah Nobel. Sepanjang paruhan terakhir dari
kehidupannya, Einstein menjadi buah bibir dunia, dan hampir dapat dipastikan
dialah ilmuwan yang masyhur yang pernah lahir ke dunia.
Karena Einstein seorang Yahudi,
kehidupannya di Jerman menjadi tak aman begitu Hitler naik berkuasa. Di tahun
1933 dia hijrah ke Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, bekerja di Lembaga
Studi Lanjutan Tinggi dan di tahun 1940 menjadi warga negara Amerika Serikat.
Perkawinan pertama Einstein berujung dengan perceraian, hanya perkawinannya yang
kedua tampaknya baru bahagia. Punya dua anak, keduanya laki-laki. Einstein
meninggal dunia tahun 1955 di Princeton.
Einstein senantiasa tertarik pada
ihwal kemanusiaan dunia di sekitarnya dan sering mengemukakan
pandangan-pandangan politiknya. Dia merupakan pelawan teguh terhadap sistem
politik tirani, seorang pendukung gigih gerakan Pacifis, dan seorang penyokong
teguh Zionisme. Dalam hal berpakaian dan kebiasaan-kebiasaan sosial dia tampak
seorang yang individualistis. Suka humor, sederhana dan ada bakat gesek biola.
Tulisan pada nisan makam Newton yang berbunyi: "Bersukarialah para arwah karena
hiasan yang ditinggalkannya bagi kemanusiaan!" sebetulnya lebih kena untuk
Einstein.
| |
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Michael H. Hart, 1978 Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982 PT. Dunia Pustaka Jaya Jln. Kramat II, No. 31A Jakarta Pusat |
Jumat, 01 April 2016
Einstein Mencari Tuhan?
Al Qur'an Belajar Kimia Unsur?
Memang aneh, tampaknya, dalam pelajaran
teologi, nama salah satu elemen kimia dalam tabel periodik, yaitu besi (Fe =
ferrum) bisa menjadi salah satu judul surat dalam kitab suci agama. Tetapi
itulah al-Qur'an. Sehingga pertanyaan bagi orang awam tentunya, karakter apa
yang menarik pada surat ini? Lalu, mengapa besi dijadikan salah satu nama surat
dalam al-Qur'an? Bukankah emas, misalnya, lebih berharga?
Surat ini turun di antara masa-masa Perang
Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di Medinah. Oleh karena itu, bisa
dipahami jika cukup banyak ayat yang memerintahkan pembaca untuk menafkahkan
harta bagi kepentingan umum. Nama surat terambil dari kalimat wa
anzalnal-hadida, ayat 25.1 Ayat seperti ini, menurut pandangan Malik Ben Nabi, laksana
"kilauan anak panah" yang menarik perhatian bagi kaum berakal; yang diselipkan
di antara pelajaran-pelajaran yang menyangkut ketuhanan.
" Sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan
bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu),
dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa."
(al-Hadid 57: 25).
Karakter pertama yang menarik perhatian
adalah banyak penafsir menghindari terjemahan wa ansalnal-hadida dengan
"Kami ciptakan besi", padahal secara intrinksik seharusnya. "Kami turunkan
besi", sebagaimana terjemahan "Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan mizan
(keadilan, keseimbangan, keselarasan, kesepadanan)". Mengapa demikian? Karena
dalam bayangan mufasir klasik, bagaimana caranya besi diturunkan dari langit?
Apakah dijatuhkan begitu saja?
Namun seiring dengan perkembangan waktu,
pengetahuan manusia bertambah. Ilmuwan seperti Profesor Armstrong dari NASA atau
Mohamed Asadi berpandangan bahwa "memang besi diturunkan dari langit".2
Sains memberikan informasi kepada kita
bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan oleh bumi
sendiri.
Energi sistem tata surya kita tidak cukup
untuk memproduksi elemen besi. Perkiraan paling baik, energi yang dibutuhkan
adalah empat kali energi sistem matahari kita,3 dengan demikian besi
hanya dapat dihasilkan oleh suatu bintang yang jauh lebih besar daripada
matahari, dengan suhu ratusan juta derajat Celsius. Kemudian meledak dahsyat
sebagai nova atau supernova, dan hasilnya menyebar di angkasa sebagai meteorit
yang mengandung besi, melayang di angkasa sampai tertarik oleh gravitasi bumi,
di awal terbentuknya bumi miliaran tahun yang lalu.
Karakter kedua, ketika menjelaskan besi
"memberikan kekuatan yang hebat" barangkali pembaca membayangkan senjata
pemusnah sekelas ICBM, Intercontinental Ballistic Missile (peluru kendali
antarbenua) atau senjata pemusnah massal seperti senjata kimia. Tetapi bukan
hanya iht. Nikmat yang paling besar yang diberikan Tuhan kepada umat manusia
adalah "desain bumi". Bumi dan isinya dilindungi oleh Sabuk Van Allen yang
membungkus bumi seolah-olah perisai berbentuk medan elektromagnetik berenergi
tinggi. Perisai dengan "kekuatan hebat" ini tidak dimiliki oleh planet-planet
lain.
Sabuk radiasi yang membentuk energi
tinggi, terdiri dari proton dan elektron, mengelilingi ribuan kilometer di alas
bumi, diberi nama Sabuk Van Allen. Sabuk ini melindungi bumi dan isinya dari
ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut
solar flares.4 Ledakan dahsyat ini bila tidak ditahan di angkasa dapat
meluluh-lantakkan semua kehidupan di bumi, dengan kekuatan setara 100 juta bom
atom Hiroshima. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmis yang
membahayakan umat manusia. Bagaimana sabuk perisai ini terbentuk? Sabuk ini
terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya
membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali
planet Merkurius, dengan radiasi yang lebih lemah.5
Barangkali kita sekarang paham mengapa
besi menempati salah satu judul surat di dalam al-Qur'an. Inti besi dan nikel
"melindungi makhluk bumi" berupa perisai elektromagnetik dengan "kekuatan yang
hebat". Namun yang terpenting, alQur'an ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa
besi tidak dapat diproduksi di bumi. Oleh karena itu, ia langsung diturunkan
dari langit untuk dimanfaatkan oleh manusia sesuai dengan ayat 25.
Harap pembaca juga memperhatikan
kodetifikasi di alam raya, solar flares terjadi 11 tahun sekali.
Metonic cycle 19 tahun sekali, komet Halley rata-rata 76 tahun
sekali mendekati bumi, penyesuaian Kalender Lunar mengikuti siklus 11
tahun dan 19 tahun.
Elemen Berat Besi, Fe-57
Karakter ketiga berhubungan dengan elemen
kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin menafsirkan Surat Besi tanpa
"membedah" elemen kimia besi berikut karakterisistiknya, yang berhubungan dengan
kata al- hadid. Tanpa mengenal sifatsifat besi, pembaca tidak akan mengetahui
"keindahan" Surat Besi ini, yang diletakkan pada nomor 57.
Nilai kata atau al-jumal al-hadid adalah
57. Terdiri dari a! (31) dan hadid (26). Tabel al-jumal bisa dilihat pada
Tabe15.4.
Alif = 1, Lam = 30, Ha' = 8, Dal= 4, Ya' = 10, Dal = 41 + 30 +
8 + 4 + 10 + 4 = 31 + 26 = 57.
Fakta Pertama
Fakta menunjukkan bahwa besi atau al-hadid
mempunyai nilai (al-juntal) 57, sama dengan nomor suratnya, atau (19 x 3).
Kelipatan 19 dengan koefisien angka 3.
Besi, menurut Peter Van Krogt ahli
elementimologi, telah lama digunakan sejak zaman prasejarah, 7 generasi sejak
Adam as. Besi adalah salah satu elemen berat, dengan simbol Fe, atau
ferrum, yang berarti "elemen suci" dari kata Iren (Anglo-Saxon). Diberi
nama ferrum, ketika pemerintahan Romawi, kaisar Roma yang bernama Marcus
Aurelius dan Commodus menghubungkan dengan mitos Planet Mars. Ilmu kimia modern
mengatakan bahwa besi atau Fe ini mempunyai 8 isotop, di mana hanya 4 isotop
saja yang stabil, yaitu dengan simbol Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 (lihat
Tabel 9.1).
TABEL 9.1
ISOTOP BESI 7
Besi mempunyai nomor atom 26, posisinya
terletak di tengah-tengah tabel periodik.6. Sedangkan Fe-57,
salah satu isotop besi yang stabil mempunyai 31 neutron. Ini berbeda
dengan isotop stabil lainnya, misalnya Fe-56 mempunyai 30 neutron dan Fe-58
mempunyai 32 neutron. Fe-57 juga diketahui mempunyai "ionisasi energi" tingkat
ke-3, sebesar 2957 jk/mol (dibulatkan)8, energi yang keluar
untuk mengubah status Fe+2 ke Fe+3. Besi sendiri mempunyai
4 tingkatan energi--itulah mengapa hanya 4 isotop saja yang stabil. Terakhir
yang tidak kalah penting, Fe-57 jdga diketahui mempunyai massa atom sebesar
56,9354.9
Fakta Kedua
Begitu kita mengenal karakterisitik besi,
kita mendapat gambaran banyak hal, misalnya:
Kata "besi" dalam al-Qur'an disebut 9 kali
dalam 6 ayat yang berbeda10. Barangkali salah satu keterangan yang menarik dari hal yang
menarik lainnya adalah keterangan yang berhubungan dengan "rahasia" Dzulkarnain
pada Surat al-Kahfi (18:96), yang berarti "gua°. Ayat tersebut berkisah tentang
"pintu besi" yang dibangun oleh Dzulkarnain "di antara kedua puncak gunung".
Suatu saat akan hancur, ketika kiamat telah dekat. Tanda-tanda kiamat ini
menarik perhatian ilmuwan Barat clan juga Winston Churchill, PM Inggris pada
tahun 1940-an. Perhatian para ahli arkeologi Muslim terletak pada karakter
siapa yang pas untuk Dzulkarnain dalam sejarah? Apakah Raja dari Macedonia
(tafsir Yusuf Ali dan Prof. Dr. H. Mahmud Yunus mengatakan Iskandar Dzulkarnain
dari Macedonia, sehingga mengundang kritikan ahli sejarah, karena tidak pas11), Alexander Agung, ataukah Cyrius Kaisar dari Persia? Sedangkan
perhatian Churchill, karena ramalan "perang besar yang akan terjadi" sebelum
dunia kiamat, sebagian tercatat dalam Kitab Mulia al-Qur'an12, dengan versi lain jika dibandingkan dengan Bibel. Lalu siapakah
Gog dan Magog (versi Barat), apakah kaum Kulit Kuning (Oriental),
Hindu, animis, atau Komunis Rusia? Sedangkan al-Qur'an menyebutnya bangsa Ya'juj
dan Ma'juj (al-Kahfi [181:94)? Belum diketahui pasti siapa mereka. Indikasi masa
depan, ada berbagai kemungkinan. Namun, satu hal, tampaknya para arkeolog telah
menemukan "Pintu Besi" yang dimaksud oleh al-Qur'an di Derbent, termasuk dalam
wilayah Uni Sovyet dahulu13, seperti tercantum dalam Encyclopedia Columbia, walaupun
masih diperdebatkan di kalangan sejarawan modern, siapa sebenarnya yang
membangun pintu besi tersebut, Alexander Agung ataukah Cyrius?
Encyclopedia Columbia edisi ke-6, mencatat
bahwa Derbent ditemukan pada tahun 438 oleh bangsa Persia sebagai pertahanan
yang strategis di Pintu Besi. Benteng tersebut masih ada clan diberi nama Tembok
Kaukasia (Caucasian Wall) juga disebut Tembok Alexander. Dibangun oleh bangsa
Persia (yang menemukannya) pada abad ke-6, untuk menahan serangan
pendatang-pendatang dari daerah Utara.
Dengan demikian, Surat Besi ini
menunjukkan keistimewaannya dengan berbagai cara, di antaranya adalah besi
diturunkan secara intrinksik dari langit melalui meteorit pada awal terbentuknya
bumi, miliaran tahun yang lalu. Besi diketahui mempunyai kekuatan yang dahsyat:
inti besi dan nikel membentuk perisai medan magnet bumi dengan energi yang luar
biasa untuk menahan solar flares dan badai magnetik angkasa. Sedangkan
nomor surat 57 sama dengan al-jumal dari al-hadid (57). Surat ini
juga memperlihatkan karakter Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil. Selain
itu, ditunjukkan dengan kodetifikasi nomor atom (26) dan jumlah elektron (31)
yang mengelilingi inti atom besi. Kodetifikasi surat dan ayat juga ditunjukkan
dengan jumlah digit nomor surat dan ayat besi (al-Hadid 57: 25), yaitu bilangan'
19. Ramalan atau prophecy: Besi atau Pintu Besi Dzulkarnain diisyaratkan
berhubungan dengan salah satu tanda datangnya kiamat - hancur secara fisik -
ketika bangsa yang dinamakan Ya'juj dan Ma'juj menimbulkan kerusakan di
bumi.
|
|
Mencari Tuhan Dengan Bilangan?
Salah satu teknik untuk meyakinkan kita
bahwa ayat-ayat al-Qur'an benar-benar diturunkan oleh Tuhan adalah dengan
penerapan Hukum Benford disesuaikan dengan maksud ketiga ayat sebelumnya,
(al-Jinn 72 :28), (al-Muddatstsir 74: 30) dan (al-Hadid 57: 25).
1
Frank Benford, fisikawan dari General
Electric, beberapa puluh tahun yang lalu, menemukan fenomena menarik dari alam.
Apakah jumlah batu di pantai, jumlah kata dan huruf dari majalah, ataukah uang
yang ada di bank, angka yang paling sering muncul adalah "1" . Benford bukan
satu-satunya yang menemukan fenomena menarik ini. 19 tahun sebelum
berakhirnya abad ke-19, astronom Amerika dan juga ahli matematika, yaitu
Simon Newcomb, telah mengetahui bahwa halamanhalaman buku yang tebal, dengan
mendistribusikan digit "1" sampai "9" dengan pola yang menakjubkan, memberikan
suatu pola yang relatif sama. Namun penemuan ini dengan cepat dilupakan orang
sampai 57 tahun kemudian muncullah Frank Benford. la merumuskan pola
angka setelah meneliti dan menganalisis 20.229 satuan angka dari mana saja
mereka berasal; sungai, konstanta fisika, tingkat kematian, dan
sebagainya.
Hasilnya adalah-ditunjukkan dalam pola
distribusi=sekitar 30,1% dimulai dengan angka 1; 17,6% dimulai dengan angka 2;
12,5% dimulai angka 3; 9,7% dimulai angka 4; 7,9 %r dimulai angka 5; 6,7%
dimulai angka 6; 5,8% dimulai angka 7; 5,1 % dimulai dengan angka 8; dan 4,9 %r
dimulai angka 9.
Tahun 1995, 114 tahun setelah
penemuan Newcomb, Theodore Hill membuktikan bahwa hukum alam yang baru telah
ditemukan oleh Benford. (Perhatikan, angka-angka abad ke19, 57,114, dan 1995.
Semuanya "kebetulan" kelipatan 19).
Pernyataan Matematika
Proceeding of the American
Philosophical Society tahun 1938 mengeluarkan rumus matematika sebagai
berikut:
Kemungkinan yang terjadi adalah digit n,
di mana n = 1, 2, 3, .... 9
Log10(n+1) -
Log10(n) , atau
Hukum Benford dan al-Qur' an
Murad Abdul Majeed 4 dari Amerika Serikat
membuktikan bahwa aplikasi Hukum Benford ini bisa diterapkan pada alQur'an
dengan menemukan jumlah ayat tiap surat, dari 114 surat yang berawal dengan
digit 1, 2,3 sampai 9. Misalnya saja, surat kesatu adalah al-Fatihah, jumlah
ayat adalah 7, dengan awalan digit 7. Sedangkan surat kedua, al-Baqarah jumlah
ayatnya 286, diawali digit 2, dan
seterusnya. Dengan cara yang sama kita akan dapatkan tabel berikut
ini.
TABEL 8.1
DISTRIBUSI
AYAT-AYAT AL-QUR'AN
BERDASARKAN HUKUM BENFORD
Artinya ada 30 surat dengan jumlah ayatnya
dimulai dengan digit "1", ada 17 surat dengan jumlah ayatnya dimulai digit "2",
dan seterusnya. Distribusi tiap digit akan sama dengan rasio distribusi Hukum
Benford. Tapi, itu tidak akan ditunjukkan di sini, yang akan diperlihatkan
adalah jika kita jumlahkan perkalian jumlah surat pada kolom paling kanan dengan
digit di kolom paling kiri. Akan dihasilkan bilangan yang dienkripsi sebagai
berikut:
(30x1) + (17x2) +( 12x3) + (11 X4) + (14x5) + (7x6) + (8 x7) + (10x8)
+ (5x9) = 437 atau (19x23)!
AI-Qur'an terdiri dari 30 juz, 114 surat
clan 6.236 ayat. Ini berarti, dengan Hukum
Benford kita bisa mengatakan, bila ada digit yang berubah, berkurang atau
bertambah, maka ada sesuatu yang salah pada kitab ini. Karena, jumlahnya bukan
merupakan kelipatan 19 dengan distribusi Benford. Kita juga bisa mengatakan
bahwa pernyataan ayat 30 pada Surat alMuddatstsir benar adanya. Fakta lainnya
adalah digit "1" atau "Esa" ada di dalam 30 surat, sama dengan banyaknya
pembagian juz al-Qur'an. Di mana bilangan 30 merupakan salah satu angka yang
sering muncul dalam struktur al-Qur'an. Seperti yang telah diketahui, angka 30
adalah bilangan komposit yang ke-19.
Sebelum diteruskan, mari kita teliti ulang, mengapa angka 30 ini
kembali muncul? Sejatinya, bagaimana hubungannya dengan angka 114 atau banyaknya
surat?
Setelah diteliti ulang akan ditemukan 5 surat di mana nomor surat
dan ayatnya berjumlah 114. Sehingga total jumlah ke-5 surat tadi adalah
(19 x 30) atau 570.
TABEL 8.2
ENKRIPSI SURAT, AYAT, DAN ANGKA
114
Uji berikutnya adalah hasil pemetaan dengan Hukum Benford yang
menghasilkan pemetaan digit ayat-ayat al-Qur'an dalam sebuah peta berbentuk
matriks. "Jika al-Qur'an ini asli dan diturunkan dari langit, peta ini pun
mempunyai (keanehan) kodetifikasi tertentu".
TABEL 8.3
PEMETAAN DIGIT AYAT-AYAT AL-QUR'AN
BERDASARKAN HUKUM BENFORD
Berikutnya, dari 227 digit, kita pilih bilangan prima saja, sedangkan yang bukan bilangan prima dihapus dan diberi tanda - (lihat Tabe 18.4).
Luar biasa. Enkripsi dengan bilangan 19,
lihat baris digit 1 dan digit 9: hasilnya 17 digit bilangan prima. Jumlah digit
tersebut adalah (8 x 2) + (4 x 3) + (3 x 5) + (2 x 7) = 57, atau (19 x
3).
Dengan demikian, ayat-ayat al-Qur'an, bila
dipetakan dalam digit berbentuk matriks, mempunyai enkripsi sebagai
berikut.
TABEL 8.4 PEMETAAN
DIGIT AYAT-AYAT AL-QUR'AN
YANG MERUPAKAN BILANGAN PRIMA
Tingkat 1
Jumlah ayat 6.236 dan jumlah nomor surat
6.555, digitnya dijumlahkan berarti 6+2+3+6+6+5+5+5 =38 atau (19x
2).
Tingkat 2
Aplikasi Hukum Benford pada ayat-ayat
al-Qui an, jumlah digit awal (bilangan "1" sampai "9") adalah 437 atau (19 x
23).
Tingkat 3
Ayat-ayat al-Qur'an dalam 114 surat
terdiri dari 227 digit merupakan bilangan prima kembar. Angka ini, ter-enkripsi
dengan 17 digit angka bilangan prima kembar pula, pada baris digit 1 dan 9,
jumlah digitnya 57 atau (19 x 3).
Pembaca dapat menyimpulkan bahwa bukan
suatu kebetulan jika al-Qur'an mempunyai sistem kodetifikasi yang bertingkat,
matematis bilangan prima, teristimewa bilangan prima kembar 19,11 atau dengan
bilangan lainnya. "Segala sesuatu dihitung satu persatu (dengan teliti)" Satu
ayat atau bahkan satu huruf saja hilang atau disisipkan, akan membuat
ketidakseimbangan dalam struktur matematisnya. Lalu apakah makhluk jin dan
manusia dapat membuat kitab yang serupa ini?
Jika manusia normal di-"kode"-kan dengan
23 pasang kromosom. Binatang cicadas dari jenis Magicada (menyerupai jangkrik
atau kecoak terbang), timbul dari tanah setiap 13 atau 17 tahun sekali.
Kedua-duanya adalah bilangan prima kembar. Mario Markus ahli fisika jurusan
Molecular Physiology dari Institut Max Planc menjelaskan bahwa siklus hidup
binatang ini 12 tahun sekali, maka semua predator (binatang pemangsa) yang
mempunyai siklus hidup 2, 3, 4, dan 6 tahun sekali akan memusnahkannya. Oleh
karena itu, jika cicadas mutasi dalam siklus 13 atau 17 tahun
sekali, ia akan selamat.
Bagi yang memahaminya, al-Qur'an bukanlah
kitab biasa. Walaupun kalimat-kalimatnya banyak berbentuk puisi dan prosa, ia
bukanlah kitab sastera. Walaupun ratusan ayat menceritakan fenomena alam dan
ilmu pengetahuan, ia bukanlah kitab ilmu pengetahuan dan bukan pula sebuah
ensiklopedi. Al-Qur'an hanya dapat dimengerti dan dipahami bila dibaca baik-baik
dengan mengetahui ilmunya. Hati terbuka, tulus, dan mau menerima. Bagi pembaca
yang menginginkan jalan yang lurus, dengan seizin-Nya akan bertambah
keimanannya.
"Namun bagi sebagian orang, akibatnya malah lebih buruk serta mer.datangkan kerugian." (al-Isra, 17 : 82). |
1. Esensi dari ke[iga ayat ini adalah:
"Segala sesuatu diciptakan dengan hitungan", "dalam bilangan 19 ada perumpamaan
(ada sesuatu yang aneh)", "dan al-Qur'an diturunkan dari langit", (Jin 72: 28),
(alMuddatstsir 74 : 30) 1, dan (al-Hadid 57 :25). Tetapi untuk meyakinkan semua
orang adalah pekerjaan sia-sia. Namun, seperti pandangan alQur'an, ini
dimaksudkan "untuk menambah keimanan bagi yang telah beriman dan membuat tidak
ragu bagi pembaca Kitab".
3. Lihat juga jurnal matematika yang
berhubungan dengan Hukum Benford, misalnya,
htfp://www.mathpages.com/home/kmath302/kmafh302.htm. Lebih lengkap
masuklah ke situs-situs Benford Law, Zipp Law, dan hubungan Benford
Law dengan bilangan prima.
4.Ilmuwan anggota kelompok "submitfer"
di Amerika Serikat, seorang ahli matematika dan peneliti al-Qur'an
|
Al Qur'an Qadim
Keterpeliharaan
Al-Qur'an
|
"Supaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-2 Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu-Nya meliputi apap yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu." (al-_Jinn 72: 28).
Tuhan menciptakan segala
sesuatu dengan hitungan-aladad: peredaran bintang, keseimbangan alam semesta,
pembentukan manusia, atom, kuantum mekanik, dan bahkan ayat-ayat dalam
al-Qur'an sendiri. Mereka terstruktur dengan hitungan yang sistematis dan
teliti.
AI-Qur'an dalam bahasa Arab
berarti "pembacaan". al-Quran mungkin kitab yang paling banyak dibaca di dunia.
Perlu diketahui, sesungguhnya kata Kitab Suci tidak ada di al-Qur'an. Yang ada
adalah sebutan Kitab Mulia, Kitab Agung, Kitab Pemurah, dan lainnya. Kitab Suci
dikenal karena media, terpengaruh sebutan kitab suci lainnya. Kesempurnaan dalam
bahasa tidak dapat ditentang oleh para pujangga. Bahasa dan makna dipadukan.
Irama, keselarasan melodi, ritmenya menghasilkan sebuah efek hipnotis yang
kuat.1 Barangkali bagi orang
awam, kandungan al-Qui an sulit dimengerti, karena ia tidak dimulai secara kronologis ataupun narasi-narasi
sejarah seperti halnya kitab Yahudi. Ia juga tidak mendasarkan teologinya dalam
cerita-cerita dramatis sebagaimana epik-epik India. Tidak pula Tuhan diungkap
dalam bentuk manusia sebagaimana dalam Bibel dan Bhagavad Gita. Ia
berbicara langsung soal pendidikan-sebagaimana sering dikemukakan oleh para
penulis modern-berbicara mengenai membaca, mengajar, memahami dan menulis2 (al-'Alaq 96 :
1-5). Di dalam al-Qur'an sendiri
ada pemakaian kata "al-Qur'an" dalam arti bacaan, sebagaimana tersebut
dalam ayat 17,18 Surat
75 al-Qiyamah:
"Sesungguhnya mengumpulkan al-Qur'an
(dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan
Kami. (Karena itu), jika Kami telah membacakannya maka ikutilah
bacaannya."
Kata pertama di dalam
al-Qur’an dan Islam adalah sebuah perintah yang ditujukan kepada Nabi, yang
secara linguistik menunjukkan bahwa penyusunan teks al-Qur'an berada di luar
kewenangan Muhammad saw. Gaya serupa ini tetap dipertahankan di sepanjang
al-Qur'an. Ia berbicara kepada atau tentang Nabi dan tidak mengizinkan Nabi
berbicara atas kehendaknya sendir.3 Al-Qur'an menggambarkan dirinya sendiri sebagai sebuah kitab yang
"diturunkan" Tuhan kepada Nabi; ungkapan kata "diturunkan" atau anzalna dalam berbagai bentuk digunakan
lebih dari 200 kali. Secara intrinsik, ini berarti bahwa konsep dan isi
al-Qur'an benar-benar diturunkan dari langit. Sebagaimana dalam beberapa ayat
yang lain, Tuhan juga menurunkan besi, mizan (keadilan, keseimbangan,
harmoni) dan 8 pasang binatang ternak. Al-Qur'an diturunkan secara bertahap
dalam berbagai peristiwa yang memakan waktu 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Ia
dikutip langsung dari catatan di Lauh Mahfuzh, yang berarti Kitab Utama
atau bermakna "Pusat Arsip".4
Al-Qur'an berpandangan bahwa
bacaan tersebut tersusun rapi, sempurna dan tidak ada yang ketinggalan. Ia dalam
penggambarannya sangat unik. Nabi pun kadang-kadang dikritik dan ditegur dalam
beberapa peristiwa. Al-Qur'an juga selalu menyisipkan ayat-ayat tertentu,
seperti "intan yang berkilauan", dalam pelajaran metafisisnya. Ia mendesak
pembaca agar menggunakan kemampuan intelektualnya, mengenali isyarat isyarat
ilmiah berupa "intan yang berkilauan", tanda-tanda kebesaran Pencipta melalui
alam semesta, sumber Metafisis Tertinggi. Muslim modern mengatakan ada sekitar
900 ayat yang memuat tanda-tanda ini, dari total 6.236 ayat. Hanya 100
ayat yang berbicara persoalan peribadatan, dan puluhan ayat
yang membahas masalah-masalah pribadi, hukum perdata, hukum pidana, peradilan
dan kesaksian.5
Al-Qur'an berbeda cara penyajiannya, bisa saja membahas masalah keimanan,
moral, ritual, hukum, sejarah, alam, antisipasi masa mendatang, secara
sekaligus dalam satu surat. Ini memberikan daya persuasi yang lebih besar,
karena semua berlandaskan keimanan kepada Tuhan Yang Esa dan Hari Akhir. Jumlah
surat dalam al-Qur'an ada 114, nama-nama tiap surat, batas-batas tiap surat dan
susunan ayat-ayatnya merupakan ketentuan yang ditetapkan dan diajarkan oleh Nabi
sendiri.
Sejarah Ringkas Pemeliharaan al-Qur'an
Pada awal Islam,
bangsa Arab adalah bangsa yang buta huruf, hanya sedikit yang pandai menulis dan
membaca. Bahkan beberapa di antaranya merasa aib bila diketahui pandai menulis.
Karena, orang yang terpandang pada saat itu adalah orang yang sanggup menghafal,
bersyair, dan berpidato. Waktu itu belum ada "kitab". Kalaupun ada hanyalah
sepotong batu yang licin dan tipis, kulit binatang, atau pelepah korma yang
ditulis. Termasuk kutub,
jamak kitab, yang dikirim oleh Nabi
kepada raja-raja di sekitar Arab, sebagai seruan untuk masuk
Islam.
Setiap kali turun ayat, Nabi
menginstruksikan kepada para sahabat untuk menghafalnya dan menuliskannya di
atas batu, kulit binatang dan pelepah korma. Hanya
ayat-ayat al-Qur'an yang boleh ditulis. Selain ayat-ayat al-Qur' an, bahkan
termasuk Hadis dan ajaran-ajaran Nabi yang didengar oleh para sahabat, di larang
untuk dituliskan, agar antara isi al-Qur'an dengan yang lainnya tidak
tercampur.
Setiap tahun, malaikat
Jibril, utusan Tuhan mengulang (repetisi) membaca ayat-ayat al-Qur'an yang telah
diturunkan sebelumnya di hadapan Nabi. Pada tahun Muhammad saw wafat, yaitu
tahun 632 M, ayat-ayat al-Qur' an dibacakan dua kali dalam setahun.6 Ini menarik sekali,
karena seolah-olah akhir tugas dan kehidupan Nabi di dunia ini telah
diantisipasi akan selesai.
Pada masa khalifah pertama,
Abu Bakar, banyak terjadi peperangan melawan orang-orang yang murtad dan para
nabi palsu. Di antara mereka yang gugur dalam peperangan banyak penghafal
ayat-ayat al-Qur'an. Umar bin Khaththab mengusulkan untuk mengumpulkan para
penghafal al-Qur'an, disuruh membacakan al-Qur’an, menjadikan satu, meneliti
dan menulis ulang. Kumpulan itu yang ditulis oleh Zaid bin Tsabit, mushaf,
berupa lembaran-lembaran yang diikat menjadi satu, disusun berdasarkan urutan
ayat dan surat seperti yang telah ditetapkan oleh Nabi sebelum wafat. Sedangkan
pada masa Utsman bin Affan, tentara Muslim telah sampai ke Armenia, Azerbajan di
sebelah Timur dan Tripoli di sebelah barat. Kaum Muslim terpencar di seluruh
pelosok negeri, ada yang tinggal di Mesir, Syria, Irak, Persia dan Afrika. Naskah beredar di
manamana, tetapi urutan surat dan cara membacanya beragam, sesuai dialek di
mana mereka tinggal. Hal ini menjadikan pertikaian antarkaum Muslim sehingga
menjadikan kekhawatiran pemerintahan Utsman. Maka kemudian Utsman membentuk
panitia untuk membukukan ayat-ayat al-Qur'an dengan merujuk pada dialek suku
Quraisy, sebab ayat al-Qur'an diturunkan dengan dialek mereka, sesuai dengan
suku Muhammad saw. Buku tersebut diberi nama al-Mushaf, ditulis lima kopi
dan dikirimkan ke empat tempat: Mekkah, Syria, Bashrah, dan Kufah. Satu kopi
disimpan di Medinah sebagai arsip dan disebut Mushaf
al-Imam.
Walaupun telah disatukan dan
diseragamkan, namun tetap cukup banyak al-Qur'an di Afrika dengan dialek
berbeda, termasuk jumlah ayat yang "berbeda" karena perbedaan membaca dalam
pergantian nafas (6.666 ayat), tetapi isinya tetap sama. Awalnya, pada zaman
Nabi, al-Qur'an memakai dialek Quraisy, tetapi kemudian berkembang menjadi tujuh
dialek non-Quraisy. Pada mulanya, ini dimaksudkan agar suku-suku lain lebih
mengerti. Ada juga aliran tersendiri (kelompok kecill, pimpinan Dr. Rashad
Khalifa, kelahiran Mesir, seorang ahli biokimia dan matematika, yang
mempromosikan jumlah ayat 6.234, berbeda 2 ayat dengan naskah Ustman, 6.236
ayat.7 Sedangkan
mayoritas Muslim, baik Sunni maupun Syi ah tetap berpegang teguh pada naskah awal yang dikumpulkan
semasa Khalifah Ustman, yaitu dialek Quraisy, hingga kini. Perbedaan kecil ini,
menjadi sasaran kritik para Orientalis, bahwa al-Qur’ an tidak asli lagi, karena
telah ada campur tangan manusia dalam transmisinya. Walaupun demikian, sebagian
di antara mereka, seperti Gibb, Kenneth Cragg, John Burton, dan Schwally dalam
bukunya Mohammedanism, The Collection of the Qur’an , The Mind of the
Qu'ran, dan Geschichte
des Qorans, mengakui bahwa "sejauh pengetahuan kita, kita bisa yakin bahwa
teks wahyu telah ditransmisikan sebagaimana apa yang telah diberikan kepada
Nabi".8
Mushaf Utsmani Disimpan di Mana?
Banyak pertanyaan, di mana copy yang diberikan oleh Khalifah
Utsman disimpan? Apakah masih ada? Menurut penjelasan The Institute of Islamic
Information and Education of America,9 naskah tadi disimpan di Museum Tashkent di Uzbekistan, Asia
Tengah. Sedangkan hasil copy fax ada di Perpustakaan Universitas
Columbia di Amerika Serikat.10 Keterangan lebih
lanjut menjelaskan bahwa copy tersebut sama dengan apa yang dimiliki pada
zaman Nabi. Duplikat copy yang dikirimkan ke Syria pada masa Utsman juga masih ada di Topkapi
Museum Istambul, duplikat ini dibuat sebelum terjadi kebakaran pada tahun 1892
yang menghancurkan mesjid Jami, di mana mushaf tersebut berada. Naskah yang
lebih tua bisa ditemukan di Dar al-Kutub, Kesultanan Mesir. Sangat menarik,
terdapat naskah yang disimpan di Perpustakaan Kongres di
Washington, Chester Beatty Museum di Dublin (Irlandia) dan Museum di
London-isinya tidak berbeda dengan apa yang terdapat di Mesir, Uzbekistan dan
Syria. Sebelumnya juga terdapat 42.000 koleksi naskah kuno disimpan Institute
for Koranforshung, University of Munich di Jerman. Namun, ketika Perang Dunia
II, koleksi ini hancur karena dibom.11
Sejauh ini, berkat upaya para sahabat Nabi dan atas pertolongan Tuhan Yang Maha
Esa, isi al-Qur'an, sejak zaman Nabi hingga sekarang tetap sama. Namun
demikian, pertanyaan lainnya muncul. Jika ini semua otentik sesuai dengan
aslinya, bagaimana kita yakin bahwa al-Qur'an berasal dari "Sumber Metafisis
Tertinggi"?12 Sebagian besar kaum Muslim sangat yakin bahwa
al-Qur'an adalah asli dari Tuhan, karena al-Qur'an sendiri yang mengatakan
demikian; misalnya saja, Surat an-Nisa' (4:82); al-An'am (6:19); (6:92); an-Naml
(27:6); al-Jatsiyah (45:2).13 Sebagian Muslim
lainnya baru percaya setelah membaca dan memahami isinya dengan baik, berpikiran
jernih, dan mau membuka hati dengan hal-hal yang baru. Tetapi dapat dipahami
pula, karena "sumbernya dari dalam", bagi urang luar yang skeptis, pendapat apa
saja dimungkinkan. Oleh karena itu, bagi orang luar, bukan kalangan Muslim atau
siapa sajn, pilihannya adalah salah satu dari lima kemungkinan yang "mengarang
al-Qur'an".
Pertama, Nabi Muhammad saw.
Kedua, para pujangga-ilmuwan Arab dan kumpulan cerita dari berbagai sumber.
Ketiga, merupakan jiplakan dari kitab suci Injil dan Taurat.
Keemyat, buatan makhluk asing.
Dan kelima, dari Tuhan. Al-Qur' an berpandangan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Ia mengatakan bahwa percaya atau tidaknya seseorang terhadap isi al-Qur'an, semata-mata karena hidayah Allah. Hidayah diberikan bagi yang mau berpikir jernih dan berprasangka baik.
Sebagian Muslim makin percaya karena faktor-faktor eksternal, bukan hanya karena pernyataan al-Qur'an saja. Mereka berpikir begini.
Pertarma, Muhammad saw terkenal karena kujujurannya, dapat dipercaya, dan bukan orang yang pandai membaca dan menulis. Di lain pihak, gaya bahasa al-Qur'an sangat berlainan dengan gaya bahasa Nabi ketika bertutur. Al-Qur'an selalu memakai gaya yang unik, dimulai dengan "Katakanlah", "ingatkah", "Tuhan berkata", "Mereka bertanya", dan sebagainya.
Kedua, ada puluhan surat dan ayat yang dimulai dengan huruf-huruf Arab, yang pada awalnya tidak diketahui maknanya. Huruf sisipan atau fawatih. Huruf-huruf ini tidak ada perlunya jika "makhluk biasa" yang membuat, karena tidak dimengerti oleh pembacanya hingga berabad-abad lamanya, membuat bingung.
Ketiga, sesuatu yang menarik lainnya, bahwa nama Muhammad hanya empat kali disebut dalam alQur an. Nama Adam as dan Isa as jauh lebih banyak disebut. Mereka disebut oleh al-Qur'an masing-masing 25 kali. Bahkan nama Musa as paling banyak disebut. Keempat, cerita atau ungkapan sejarah serupa dengan cerita dalam kitab suci lainnya, namun sangat berbeda dalam detail dan maknanya. Beberapa kisah masa lalu, bahkan tidak ditemukan dalam kitab Yahudi atau Bibel. Seperti kisah bangsa Tsamud, Ad, kota Iram, dialog antara Nuh as dengan puteranya sebelum banjir terjadi, dan "percakapan semut yang didengar Sulaiman as".
Kelima, seruan al-Qur'an bukan saja ditujukan kepada semua manusia (di bumi dan langit--planet dan alam lainnya), tetapi juga golongan jin (beserta seluruh rasnya, seperti setan, iblis, ifrit, dan makhluk asing yang belum diketahui manusia). Ayat-ayat ini tidak ada perlunya bila "makhluk biasa" yang membuat, apa manfaatnya?
Keenam, rincian tentang malaikat, jin, penciptaan (banyak) alam semesta dan (banyak) bumi, fenomena ilmiah, di mana pengetahuan manusia belum atau baru saja mengetahui.14
Ketujuh, struktur kodetifikasi yang ditemukan dalam al-Qur'an, di mana ia mengatakan untuk menambah keimanan bagi orang yang beriman dan membuat tidak ragu bagi pembaca Kitab ini (al-Muddatstsir 74 : 30).
Pertama, Nabi Muhammad saw.
Kedua, para pujangga-ilmuwan Arab dan kumpulan cerita dari berbagai sumber.
Ketiga, merupakan jiplakan dari kitab suci Injil dan Taurat.
Keemyat, buatan makhluk asing.
Dan kelima, dari Tuhan. Al-Qur' an berpandangan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Ia mengatakan bahwa percaya atau tidaknya seseorang terhadap isi al-Qur'an, semata-mata karena hidayah Allah. Hidayah diberikan bagi yang mau berpikir jernih dan berprasangka baik.
Sebagian Muslim makin percaya karena faktor-faktor eksternal, bukan hanya karena pernyataan al-Qur'an saja. Mereka berpikir begini.
Pertarma, Muhammad saw terkenal karena kujujurannya, dapat dipercaya, dan bukan orang yang pandai membaca dan menulis. Di lain pihak, gaya bahasa al-Qur'an sangat berlainan dengan gaya bahasa Nabi ketika bertutur. Al-Qur'an selalu memakai gaya yang unik, dimulai dengan "Katakanlah", "ingatkah", "Tuhan berkata", "Mereka bertanya", dan sebagainya.
Kedua, ada puluhan surat dan ayat yang dimulai dengan huruf-huruf Arab, yang pada awalnya tidak diketahui maknanya. Huruf sisipan atau fawatih. Huruf-huruf ini tidak ada perlunya jika "makhluk biasa" yang membuat, karena tidak dimengerti oleh pembacanya hingga berabad-abad lamanya, membuat bingung.
Ketiga, sesuatu yang menarik lainnya, bahwa nama Muhammad hanya empat kali disebut dalam alQur an. Nama Adam as dan Isa as jauh lebih banyak disebut. Mereka disebut oleh al-Qur'an masing-masing 25 kali. Bahkan nama Musa as paling banyak disebut. Keempat, cerita atau ungkapan sejarah serupa dengan cerita dalam kitab suci lainnya, namun sangat berbeda dalam detail dan maknanya. Beberapa kisah masa lalu, bahkan tidak ditemukan dalam kitab Yahudi atau Bibel. Seperti kisah bangsa Tsamud, Ad, kota Iram, dialog antara Nuh as dengan puteranya sebelum banjir terjadi, dan "percakapan semut yang didengar Sulaiman as".
Kelima, seruan al-Qur'an bukan saja ditujukan kepada semua manusia (di bumi dan langit--planet dan alam lainnya), tetapi juga golongan jin (beserta seluruh rasnya, seperti setan, iblis, ifrit, dan makhluk asing yang belum diketahui manusia). Ayat-ayat ini tidak ada perlunya bila "makhluk biasa" yang membuat, apa manfaatnya?
Keenam, rincian tentang malaikat, jin, penciptaan (banyak) alam semesta dan (banyak) bumi, fenomena ilmiah, di mana pengetahuan manusia belum atau baru saja mengetahui.14
Ketujuh, struktur kodetifikasi yang ditemukan dalam al-Qur'an, di mana ia mengatakan untuk menambah keimanan bagi orang yang beriman dan membuat tidak ragu bagi pembaca Kitab ini (al-Muddatstsir 74 : 30).
Beberapa faktor eksternal
tersebut menyebabkan sebagian kaum Muslim makin percaya bahwa al-Qur'an kecil
sekali kemungkinannya dibuat oleh makhluk biasa, baik manusia maupun jin. Kita
juga harus ingat, kaum Muslim lainnya, yang bukan Islam karena
"dilahirkan" - Islam karena "pindah agama atau mendapatkan
agama", mereka mempunyai alasan yang Iebih spesifik.
TABEL 1.1.
DAFTAR SURAT DAN JUMLAH AYAT AL-QUR'AN,
MUSHAF UTSMANI
NAMA
SURAT
|
No.
su- rat |
Ayat
|
NAMA
SURAT
|
No.
su- rat |
Ayat
|
Al Fatihah (Pembukaan)
|
1
|
7
|
AI-Mujadilah (Wanita yg Mengajukan
Gugatan).
|
58
|
22
|
Al-Baqarah (Sapi Betina).
|
2
|
286
|
AI-Hasyr (Pengusiran).
|
59
|
29
|
Al-Imran (Keluarga Imran).
|
3
|
200
|
AI-Mumtahanah (Perempuan yg
Diuji).
|
60
|
13
|
An-Nisa' (Wanita).
|
4
|
176
|
Ash-Shaff (Barisan).
|
6l
|
14
|
Al Maidah (Hidangan).
|
5
|
120
|
Al Juma'ah (Hari Jum'at}
|
62
|
11
|
Al-An'am (Binatarg Temak).
|
6
|
165
|
AI-Munafiqun
(Orang-orang Munafik).
|
63
|
11
|
AI-A’raf (Tempat Tertinggi).
|
7
|
206
|
At-Taghuibun (Hari Ditampakkan Kesalanan-2).
|
64
|
18 |
Al-Anfal (Rampasan Perang).
|
8
|
75
|
Al-Thalaq
(Talak).
|
65
|
12
|
At Taubah (Pangampunan).
|
9
|
129
|
AI-Tahrim (Mengharamkan).
|
66
|
12
|
Yunus (Yunus)
|
10
|
109
|
AI-Mulk (Kerajaan).
|
67
|
30
|
Hud (Hud)
|
11
|
123
|
AI-Qalam (Pena).
|
68
|
52
|
Yusuf (Yusuf)
|
12
|
111
|
Al Haqqah (Hari Kiamat)
|
69
|
52
|
Ar-Ra'd (guruh)
|
13
|
43
|
AI-Ma'arij
(Tampat-tampat Naik).
|
70
|
44
|
Ibhrahim
|
74
|
52
|
Nuh
(Nuh).
|
71
|
28
|
Al-Hijr
|
15
|
99
|
Al-Jin
(Jin).
|
72
|
28
|
An-Nahl
(Lebah).
|
16
|
128
|
AI-Muzzanmmil (Orang yang Berselimut).
|
73
|
20
|
Al-Isra' (Memperjalankan di
Malam Hari)
|
17
|
111
|
Al-Muddatstsir (Orang yang Berkemul).
|
74
|
56
|
AI-Kahfi
(Gua).
|
18
|
110
|
AI-Qiyamah (Hari Kiamat).
|
75
|
40
|
Maryam
|
19
|
98
|
AI-Insan
(Manusia).
|
76
|
31
|
Thaha
|
20
|
135
|
AI-Mursalat
(Malaikat yang Diutus).
|
77
|
50
|
Al-Anbiya'
(Nabi-nabi)
|
21
|
112
|
An-Naba' (Berita Besar).
|
78
|
40
|
AI-Hajj (Haji).
|
22
|
78
|
An-Nazi'at
(Malaikat-malaikat yang Mencabut).
|
79
|
46
|
AI-Mu'minun (Orang-orang yg
Beriman)
|
23
|
118
|
'Abasa (la Bermuka
Masam).
|
80
|
42
|
An-Nur
(Cahaya).
|
24
|
64
|
At-Takwir (Menggulung).
|
81
|
29
|
Al-Furqan
(Pembeda).
|
25
|
77
|
AI-lnfithar (Terbelah).
|
82
|
19
|
Asy-Syu'ara' (Para Penyair).
|
26
|
227
|
AI-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang).
|
83
|
36
|
An-Naml (Semut).
|
27
|
93
|
Al-Insyiqaq (Terbelah).
|
84
|
25
|
AI-Qashash (Cerita-cerita).
|
28
|
88
|
AI-Buruj
(Gugusan Bintang).
|
85
|
22
|
AI-'Ankabut
(Laba-laba).
|
29
|
69
|
Ath-Thariq (Yang Datang di Malam
Hari).
|
86
|
17
|
Ar-Rum (Bangsa Romawi)
|
30
|
60
|
AI-A'Ia (Yang Paling
Tinggi)
|
87
|
19
|
Luqman
|
31
|
34
|
A!-Ghasyiyah (Hari Pembalasan)
|
88
|
26
|
As-Sajdah (Sujud).
|
32
|
30
|
AI-Fajr
(Fajar)
|
89
|
30
|
Al-Ahzab (Golongan yang
Bersekutu).
|
33
|
73
|
AI-Balad (Negeri)
|
90
|
20
|
Saba' (Kaum Saba).
|
34
|
54
|
Asy-Syams (Matahari)
|
91
|
15
|
Fathir
(Pencipta).
|
35
|
45
|
Al-Lail (Malam)
|
92
|
21
|
Ya Sin
|
36
|
83
|
Adh-Dhuha
(Waktu Matahari Sepenggalah Naik).
|
93
|
11
|
Ash-Shaffat (Yang Bersaf-saf).
|
37
|
182
|
Alam Nasyrah (Melapangkan)
|
94
|
8
|
Shad
|
38
|
88
|
At-Tin (Buah Tin)
|
95
|
8
|
Az-Zumar
(Rombonganrombongan).
|
39
|
75
|
Al-'Alaq (Segumpal Darah)
|
96
|
19
|
AI-Mu'min (Orang yang Beriman).
|
40
|
85
|
Al-Qadr
(Kemuliaan)
|
97
|
5
|
Fushshilat (Yang Dijelaskan).
|
41
|
54
|
Al-Bayyinah (Bukti)
|
98
|
8
|
Asy-Syura (Musyawarah).
|
42
|
53
|
Az-Zalzalah (Kegoncangan)
|
99
|
8
|
Az Zukhruf (Perhiasan).
|
43
|
89
|
Al- 'Adiyat (Kuda Perang
yang Berlari Kencang)
|
100
|
11
|
Ad-Dukhan (Kabut).
|
44
|
59
|
AI-Qari'ah (Hari
Kiamat)
|
101
|
11
|
A!-Jatsiyah (Yang
Berlutut).
|
45
|
37
|
At-Takatsur (Bermegah - megahan)
|
102
|
8
|
Al Ahqaaf (Bukit-bukit pasir)
|
46
|
35
|
Al 'Ashr (Masa)
|
103
|
3
|
Muhammad
|
47
|
38
|
Al Humazah (Pengumpat)
|
104
|
9
|
AI-Fath (Kemenangan).
|
48
|
29
|
Al-Fil (Gajah)
|
105
|
5
|
AI-Hujurat (Kamar-kamar).
|
49
|
18
|
Quraisy (Suku Quraisy)
|
106
|
4
|
Qaf (Qaf).
|
50
|
45
|
AI-Ma'un (Barang-barang yang
Berguna)
|
107
|
7
|
Adz-Dzariyat (Angin yg Menerbangkan)
|
51
|
60
|
AI-Kautsar (Nikmat yang Banyak)
|
108
|
3
|
Ath-Thur (Bukit).
|
52
|
49
|
AI-Kafirun (Orang-orang Kafir)
|
109
|
6
|
An-Najm (Bintang).
|
53
|
62
|
An-Nashr (Pertolongan)
|
110
|
3
|
AI-Qamar (Bulan).
|
54
|
55
|
Al-Lahab (Gejolak Api)
|
111
|
5
|
Ar-Rahmin (Yang Maha Pemurah)
|
55
|
78
|
AI-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
|
112
|
4
|
AI-Waqi'ah (Hari
Kiamat)
|
56
|
96
|
AI-Falaq (Waktu Subuh)
|
113
|
5
|
AI-Hadid (Besi).
|
57
|
29
|
An-Nas (Manusia)
|
114
|
6
|
Jumlah |
1.653
|
5.104
|
4.902
|
1.132
|
Total jumlah ayat: 5.104 + 1.132 = 6. 236
Total jumlah nomor surat: 1.653 + 4.902 = 6.555
Surat 1-
57
|
Surat 58 -
114
|
Terlihat dari Tabel 1.1 bahwa
jumlah ayat al-Qur'an adalah 6.236. Total jumlah nomor surat dari 1 sampai
dengan 114:1 + 2 + 3 + .... + 114 = 6.555. Dengan demikian jumlah 6.236 ayat dan
angka 6.555 jumlah nomor surat menjadi dasar enkripsi alQur'an
selanjutnya
2."Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan.. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah. yang mengajar (manusia dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(al-Alaq
96 : 1-5).
3.Muhammad Abdul
Halim, Memahami Al-Qur'an, Marja, April 2002, hal. 15.
4. Disebut "pusat arsip", karena, sebagaimana keterangan al-Qur'an, semua kejadian di bumi dan langit (kosmos) tercatat rapi di Lauh Mahfuzh. Bahkan beberapa ayat memberikan pengertian bahwa catatan tersebut telah ada sebelum kejadian itu berlangsung. Oleh karena itu, mengapa berbagai peristiwa yang dikisahkan al-Qur'an selalu teliti dan akurat. Termasuk, menurut pengetahuan manusia, antisipasi ke depan. Selain al-Qur'an, diberitakan juga kitab-kitab sebelumnya dikutip dari "Kitab Utama" ini, termasuk kitab Zabur yang diberikan kepada Daud as.
5.Muhammad Abdul Halim, Memahami AI-Qur'an, Marja,
April 2002, hal. 19
6 Baea
Khadim al-Haramain asy-Syarifain, AI-Qur 'an dan
Terjemahannya.
7.Berbeda
2 ayat di Surat at-Taubah. Mereka mengatakan 127 ayat, tidak sama dengan
al-Qur'an pada umumnya,129 ayat. Namun demikian, Dr. Rashad Khalifa, berjasa
karena berani memulai studi matematika dalam al-Qur'an. Sebagian besar karyanya
diakui oleh mufasir lainnya, termasuk, misalnya,
Quraish Shihab sebagaimana dalam bukunya Mukjizat AI-Qur’an.
8.The Institute of Islamic
Information and Education, USA. The Authenticity of
The Qur'an,
http://www.iiie.net/Articles/AuthenticQuran.html diterima tanggal 13 Desember
2003.
9.Baca
juga Yusuf Ibrahim al-Nur, Ma' al-Masaahif, Dubai: Dar al-Manar, 1st ed.,1993, hal. 117; dan Isma'il
Makhdum, Tarikh al-Mushnfal-Uthmani fi Tashqand, Tashkent: AI-ldara al-Diniya, 1971, hal. 22.
10.Baca juga The Muslim Wor1d, 1940,,
Vol. 30, hanl. 357-358.
11.Baca lebih lanjut Dr. Maurice
Bucaille, The Bible, The Qur'an and Scienre, Indianapolis, American Trust
Publications, 1983, atau Fredrick Denny, Islam, NY: Harper & Row,
1987.
12.Baca Malik Ben Nabi, Les
phenomenons du coran, yang telah diterjemahkan dalam bahasa
Indonesa.
13.Misalnya, an-Nisa' (4:82): "Maka
apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an? Kalau kiranya al-Qur'an itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentengan yang banyak
didalamnya."
14.Lebih lanjut baca, misalnya, buku-buku karya Malik Ben Nabi (Aljazair-Prancis), Dr. Maurice Bucaille (Prancis), Jaques Jomier (Prancis), Keith L. Moore (USA-Canada). Gary Miller (USA), Harun Yahya (Turki-UK), Dr. Peter Plichta (Jerman), dan M. Asadi (USA) |
Langganan:
Postingan (Atom)